Saat ini keberadaan sistem operasi Linux telah membayang-bayangi dominasi sistem operasi Windows dengan berbagai jenis distro-nya, dari RedHat, Suse, Mandrake sampai Software RI. Bagi generasi muda, menggali kemampuan sistem operasi Linux lebih jauh merupakan suatu tantangan tersediri dan bukti eksistensi. Meskipun sebetulnya, bukan sesuatu yang sulit jika kita ingin mencoba menggunakan Linux dalam keseharian. Dari administrasi sampai ke pengembangan aplikasi, dapat dilakukan tanpa kesulitan di sistem operasi ini. Salah satu contoh nyata, progdi Ilmu Komputer salah satu PTS di Semarang, telah menggunakan sistem operasi ini secara keseluruhan dari operasional administrasi dalam pembuatan surat, bagi-bagi sumber daya (sharing), jaringan lab komputer, sampai pada pembuatan aplikasi baik web maupun PC.
Untuk keperluan administrasi banyak pilihan yang dapat kita digunakan, antara lain KOffice dengan berbagai programnya yang dapat bekerja secara grafis seperti pada saat kita berada di lingkungan Windows. Atau, OpenOffice milik Sun Microsystem yang mempunyai kemiripan dengan Office 2000/XP dan saat ini sedang naik daun. Serta masih banyak lagi pilihan yang mungkin disuka karena berbagai kelebihannya. Bagi Administrasi berbagai aplikasi di atas bukan merupakan hal yang asing lagi karena pada saat instalasi Linux pertama kali, aplikasi untuk Administrasi berbasis grafis telah masuk di dalamnya. Sehingga bagi Administrasi yang beralih dari Windows ke Linux tidak memerlukan waktu lama untuk kembali mengerjakan pekerjaan rutinnya.
Membuat Aplikasi Linux
Namun, untuk membuat sebuah aplikasi bisa jadi merupakan hal yang belum biasa bagi pengguna Windows yang ingin beralih ke Linux, terutama hal ini terjadi pada programmer Visual Basic, yang notabene merupakan produk dari Microsoft. Timbul kekhawatiran tersediri jika mereka memutuskan untuk beralih ke sistem operasi lain. Pemikiran untuk mempelajari dari awal bahasa pemrograman yang lainnya, seringkali muncul di dalam benak.
Kekhawatiran kehilangan keperkasaannya di bidang pemrograman tidak perlu dikhawatirkan oleh para programmer Visual Basic yang akan berpindah ke sistem operasi Linux. Apalagi jika mereka menginginkan melebarkan sayapnya di bidang pengembangan aplikasi, atau saat ini sedang membangun aplikasi yang cocok untuk lingkungan tersebut. Kekhawatiran tersebut telah dijawab dengan munculnya Phoenix Object Basic berbasis Linux. Alat bantu pemrograman ini cukup familiar bagi pengguna Visual Basic yang ingin melanjutkan kemampuannya di lingkungan sistem operasi.
Bukan hanya dari sisi kode saja yang mirip dengan Visual Basic, tetapi juga cara membuat program yang tinggal memilih dan menempelkan tool pada layar program. Phoenix Object Basic juga menyediakan window, form, menu dan kontrol data seperti tombol, label, list-box, combo-box, dan lain sebagainya. Sehingga kita serasa berada di lingkungan Visual Basic dan pembuatan aplikasi untuk Linux dapat dengan mudah terwujud. Perbedaan yang bisa jadi kelebihan Phoenix, kemampuan object oriented yang tertanam di dalamnya. Lengkap dengan penggunaan inheritance dan polymorphism, yang mulai diterapkan oleh Microsoft di lingkungan dot Net.
Download Phoenix
Aplikasi ini bisa kita temukan dan di-download melalui http://www.janus-software.com/phoenix_download.html. Dengan kebutuhan minimum yang hanya sekelas mesin Pentium 100 Mhz, Phoenix sudah bisa dijalankan. Namun, harus diperhatikan juga kebutuhan minimum distro Linux yang kita gunakan untuk menjalankan aplikasi ini. Penyertaan kemampuan pengaksesan database-database yang ada di Linux (seperti MySQL, msql, dan Postgre), mengharuskan kita untuk menginstalasi komponen UnixODBC sebagai library tambahan. Kemampuannya di internet semakin mempertebal ketertarikan pada aplikasi ini, sama dengan saat berada di lingkungan VB. Selain mampu memanfaatkan SMTP/POP mail server, Phoenix juga dapat memanfaatkan koneksi UDP dan TCP.
Untuk menginstalasi aplikasi ini, Anda cukup menuliskan perintah ”rpm -U phoenix-vbasic-1.5-6.i386.rpm”di jendela console. Namun jangan lupa untuk menginstall UnixODBC terlebih dahulu. Tanpa UnixODBC, instalasi tidak dapat dilanjutkan. Namun, apabila Anda merasa telah melakukan instalasi UnixODBC dengan benar, namun instalasi Phoenix tidak berjalan dengan baik, bisa disebabkan karena file liblcms.so.1 dan libodbc.so.1 belum terinstal secara sempurna.
Jika Anda kesulitan memperoleh liblcms.so.1 dan libodbc.so.1 yang merupakan file dependencies dari Phoenix-1.5-6, Anda bisa mencari dan memperolehnya melalui URL http://www.rpmfind.net. Cari satu persatu file di atas dengan menuliskan nama file di kotak search. Setelah semuanya ditemukan, instal file RPM yang Anda download tersebut, kemudian ulangi instalasi Phoenix. Jika berhasil, jalankan aplikasi tersebut dengan menuliskan “phoenix” di jendela console. Akan muncul beberapa jendela yang antara lain jendela utama, form, toolbox, dan object. Anda bisa tambahkan tools yang lain melalui menu Tools.
Jika semuanya telah berjalan dengan baik, saatnya Anda memulai membuat aplikasi dengan kemampuan pemrograman Visual Basic yang dimiliki. Dengan begitu, programmer Visual Basic akan lebih leluasa dalam memberikan kontribusinya di dunia pembuatan aplikasi, baik di Windows maupun Linux. Dengan makin banyaknya aplikasi yang dibuat untuk suatu sistem operasi, semakin kaya pula nilai kandungan yang ada di dalamnya.
Sumber : http://www.komputer-st4r.co.cc/
Untuk keperluan administrasi banyak pilihan yang dapat kita digunakan, antara lain KOffice dengan berbagai programnya yang dapat bekerja secara grafis seperti pada saat kita berada di lingkungan Windows. Atau, OpenOffice milik Sun Microsystem yang mempunyai kemiripan dengan Office 2000/XP dan saat ini sedang naik daun. Serta masih banyak lagi pilihan yang mungkin disuka karena berbagai kelebihannya. Bagi Administrasi berbagai aplikasi di atas bukan merupakan hal yang asing lagi karena pada saat instalasi Linux pertama kali, aplikasi untuk Administrasi berbasis grafis telah masuk di dalamnya. Sehingga bagi Administrasi yang beralih dari Windows ke Linux tidak memerlukan waktu lama untuk kembali mengerjakan pekerjaan rutinnya.
Membuat Aplikasi Linux
Namun, untuk membuat sebuah aplikasi bisa jadi merupakan hal yang belum biasa bagi pengguna Windows yang ingin beralih ke Linux, terutama hal ini terjadi pada programmer Visual Basic, yang notabene merupakan produk dari Microsoft. Timbul kekhawatiran tersediri jika mereka memutuskan untuk beralih ke sistem operasi lain. Pemikiran untuk mempelajari dari awal bahasa pemrograman yang lainnya, seringkali muncul di dalam benak.
Kekhawatiran kehilangan keperkasaannya di bidang pemrograman tidak perlu dikhawatirkan oleh para programmer Visual Basic yang akan berpindah ke sistem operasi Linux. Apalagi jika mereka menginginkan melebarkan sayapnya di bidang pengembangan aplikasi, atau saat ini sedang membangun aplikasi yang cocok untuk lingkungan tersebut. Kekhawatiran tersebut telah dijawab dengan munculnya Phoenix Object Basic berbasis Linux. Alat bantu pemrograman ini cukup familiar bagi pengguna Visual Basic yang ingin melanjutkan kemampuannya di lingkungan sistem operasi.
Bukan hanya dari sisi kode saja yang mirip dengan Visual Basic, tetapi juga cara membuat program yang tinggal memilih dan menempelkan tool pada layar program. Phoenix Object Basic juga menyediakan window, form, menu dan kontrol data seperti tombol, label, list-box, combo-box, dan lain sebagainya. Sehingga kita serasa berada di lingkungan Visual Basic dan pembuatan aplikasi untuk Linux dapat dengan mudah terwujud. Perbedaan yang bisa jadi kelebihan Phoenix, kemampuan object oriented yang tertanam di dalamnya. Lengkap dengan penggunaan inheritance dan polymorphism, yang mulai diterapkan oleh Microsoft di lingkungan dot Net.
Download Phoenix
Aplikasi ini bisa kita temukan dan di-download melalui http://www.janus-software.com/phoenix_download.html. Dengan kebutuhan minimum yang hanya sekelas mesin Pentium 100 Mhz, Phoenix sudah bisa dijalankan. Namun, harus diperhatikan juga kebutuhan minimum distro Linux yang kita gunakan untuk menjalankan aplikasi ini. Penyertaan kemampuan pengaksesan database-database yang ada di Linux (seperti MySQL, msql, dan Postgre), mengharuskan kita untuk menginstalasi komponen UnixODBC sebagai library tambahan. Kemampuannya di internet semakin mempertebal ketertarikan pada aplikasi ini, sama dengan saat berada di lingkungan VB. Selain mampu memanfaatkan SMTP/POP mail server, Phoenix juga dapat memanfaatkan koneksi UDP dan TCP.
Untuk menginstalasi aplikasi ini, Anda cukup menuliskan perintah ”rpm -U phoenix-vbasic-1.5-6.i386.rpm”di jendela console. Namun jangan lupa untuk menginstall UnixODBC terlebih dahulu. Tanpa UnixODBC, instalasi tidak dapat dilanjutkan. Namun, apabila Anda merasa telah melakukan instalasi UnixODBC dengan benar, namun instalasi Phoenix tidak berjalan dengan baik, bisa disebabkan karena file liblcms.so.1 dan libodbc.so.1 belum terinstal secara sempurna.
Jika Anda kesulitan memperoleh liblcms.so.1 dan libodbc.so.1 yang merupakan file dependencies dari Phoenix-1.5-6, Anda bisa mencari dan memperolehnya melalui URL http://www.rpmfind.net. Cari satu persatu file di atas dengan menuliskan nama file di kotak search. Setelah semuanya ditemukan, instal file RPM yang Anda download tersebut, kemudian ulangi instalasi Phoenix. Jika berhasil, jalankan aplikasi tersebut dengan menuliskan “phoenix” di jendela console. Akan muncul beberapa jendela yang antara lain jendela utama, form, toolbox, dan object. Anda bisa tambahkan tools yang lain melalui menu Tools.
Jika semuanya telah berjalan dengan baik, saatnya Anda memulai membuat aplikasi dengan kemampuan pemrograman Visual Basic yang dimiliki. Dengan begitu, programmer Visual Basic akan lebih leluasa dalam memberikan kontribusinya di dunia pembuatan aplikasi, baik di Windows maupun Linux. Dengan makin banyaknya aplikasi yang dibuat untuk suatu sistem operasi, semakin kaya pula nilai kandungan yang ada di dalamnya.
Sumber : http://www.komputer-st4r.co.cc/
0 komentar:
Posting Komentar